Sabtu, 05 Februari 2011

Muda, Kaya dan Bahagia

Cuma sekedar kaya, kagak pantes nyombong. Lebih penting duit itu hasil kerja sendiri dan banyak memberi. Itulah remaja kaya yang sejati.

Pameo muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga, emang bikin ngiler kaum muda. Siapa sih yang kagak seneng foya-foya, kaya, dan kalau mati masuk surga? Tapi entar dulu, apa emang siklus hidup kita semudah itu. Yup, itu emang kelewat mudah. Meski saya juga percaya ada orang yang bisa ngedapetin dua dari tiga bagian tadi, yakni foya-foya dan kaya raya. Banyak remaja yang emang tajir; uang saku gede, punya tongkrongan yang keren – mobil atau motor, juga bersekolah di tempat yang elit, dan kalau liburan pergi ke tempat-tempat jauh yang ongkosnya kagak murah. Banyak remaja yang seberuntung itu. Prince William, contohnya. Anak dari Pangeran Charles dan Lady Di ini emang tajir banget. Atau model binal yang punya nama Paris Hilton, emang datang dari keluarga kaya, dan kayaknya punya jaminan bakal kaya kalau udah tua.

Tapi masuk surga? Wah, itu sih nggak ada yang bisa mastiin, kecuali Allah. Makanya slogan tadi, perlu dikritisi. Karena, nggak ada hubungannya antara kekayaan dengan masuk surga. Nggak percaya? Kita simak aja tulisan berikut ini.

Kaya itu titipan
 Hmm, emang enak jadi orang kaya. Mau apa aja tinggal ambil. Pengen punya mobil buat pergi ke sekolah, tinggal bilang ama Papi. Mau liburan sekolah ke luar negeri, bisa aja asal jangan sekalian jadi TKI. Uang saku gede, kalaupun abis tinggal gesek aja di ATM. Kagak usah juga mikirin uang untuk bayar SPP atau nebus buku pelajaran. Semua udah disiapin. Mau kuliah di perguruan tinggi lokal atau mancanegara juga bisa.

Tapi, nyadarkah kalau semua yang kita punya adalah pemberian dari Allah Swt.? Mau bukti? Manusia manapun, begitu kita lahir dari rahim ibu, nggak ada yang bawa duit gepokan, atawa ATM, atau surat wasiat. Pake baju juga. Semua telanjang. Makanan juga disuplai dari ibu kita. Begitu juga begitu kalau manusia meninggal, kagak ada yang bisa dibawa ke dalam kuburan. Motor, PS, ponsel, dsb. ditinggalin di luar sana.

So, sikap menyombongkan kekayaan nggak ada artinya. Karena semua pemberian sekaligus titipan dari Ilahi. Di jaman Nabi Musa as. ada konglomerat yang bernama Qarun. Sayang, doski belagu abis. Gara-gara sikap belagu bin sombongnya itu Allah menenggelamkannya dan semua hartanya ke dalam tanah. Simak aja kisah lengkapnya dalam al-Quran surat al-Qashash ayat 78-81. Jadi, hari gini udah kagak jamannya lagi nyombongin harta benda.

Dan, yang namanya titipan, selain kudu balik lagi pada yang punya, pastinya bakal ditanyain. Ada dua pertanyaan buat harta kita; darimana dapetnya dan dipake apa aja. Kata Nabi Muhammad saw., kebanyakan manusia tergelincir di Hari Kiamat sewaktu Allah mengajukan pertanyaan itu. Nah, serem kan?

Selain itu, Nabi Muhammad juga buka sedikit ‘rahasia’ isi surga. Kata beliau saw.: “Aku berdiri di ambang pintu surga tiba-tiba kebanyakan yang masuk ke dalam surga adalah orang-orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan, hanyalah orang-orang ahli neraka yang telah dimasukkan ke dalam neraka.” (HR Bukhari, Muslim)
Ternyata, orang-orang miskin lebih cepat masuk surga ketimbang orang-orang kaya. Ih, pengeeeen!

Kaya sejati: hasil sendiri
 Sobat muda, alasan lain kenapa remaja kagak boleh nyombong soal urusan duit, karena itu juga bukan asli duit mereka. Namanya juga remaja, semuanya pasti masih disuplai orang tua. Iya nggak, coy? Sekolah yang bayarin ortu. Baju, sepatu, buku, pulsa telepon, yang bayarin juga ortu. Jadi kalau mau nyombong, apanya yang mau disombongin? Udah jelas dosa, modal yang mau dipamerin juga pengasih orang tua. Kata Nabi Muhammad saw., “Al yad al ‘ulya khairun min al yad as sufla –Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.”(HR Bukhari)

Kalau pun mau ada yang dibanggain, itu adalah yang datang dari hasil nyari duit sendiri. Salut deh, buat para remaja yang udah bisa nyari duit sendiri. Jangan salah, nggak sedikit lho yang masih remaja tapi udah bisa ngedatangin income sendiri. Waktu SMP, ada teman-teman yang dagang. Macam-macam; ada yang dagang roti, stiker, sampai buku. Ada juga yang nitipin kue-kue di kantin sekolah. Ada yang ngerjain itu semua karena tuntutan orang tua yang nafkahnya pas-pasan, ada juga yang emang karena seneng bisa punya duit sendiri. Nah, temen-temen yang seperti begitu yang patut kita acungin jempol.

Ini sejalan dengan sikap Nabi Muhammad saw. Beliau amat seneng pada orang-orang yang giat bekerja. Pernah lho, Beliau mencium kedua tangan sahabat yang bernama Sa’ad bin Mu’adz ra. yang telapak tangannya kasar. Beliau menciumnya karena Sa’ad rajin bekerja hingga telapak tangannya kasar. Ini bukan berarti kalau kerja telapak tangan kita kudu jadi kasar. Wah, kasian dong tukang baso, tukang cendol, juru tulis atau guru, karena telapak tangan mereka kan nggak jadi kasar. Apalagi yang kerjanya nulis kayak wartawan, mungkin cuma jarinya doang yang pada kasar. Kalau yang kerjanya ngomong kayak guru? Bibirnya kali ye yang kasar. Nggak ding, pokoknya, bekerja apapun asal halal pastinya dicintai Allah dan NabiNya.

Kalau sudah bekerja sendiri, mau sampai kaya juga it’s OK. Sebut saja sahabat yang bernama Abdurrahman bin Auf ra. wah ini kayanya luar biasa. Begitu juga yang bernama Usman bin Affan ra. menantu Nabi ini juga terbilang konglomerat. Terhadap orang-orang kaya ini, Nabi nggak pernah melarang atau membatasi kekayaan mereka. Allah dan RasulNya hanya mengingatkan mereka soal cara ngedapetin hartanya kudu halal, barangnya halal, dan dipake untuk keperluan yang juga halal.

Hanya untuk yang penting
Selain mendorong orang supaya rajin bekerja, Nabi juga ngajak orang-orang kaya untuk rajin berinfak. Infak yang paling utama, kata Nabi, adalah untuk diri sendiri, lalu buat keluarga, dan barulah untuk orang lain. “Seutama-utama dinar yang diinfakkan seorang pria adalah dinar yang dinafkahkan pada keluarganya, pada hewan tunggangannya di jalan Allah, dan pada sahabat-sahabatnya di jalan Allah.” (HR Imam Muslim)

Kagak pantes, kalau ada orang yang sudah mampu bekerja tapi males-malesan, apalagi mengharap bantuan dari orang lain. Perbuatan ini tercela banget di mata Allah Swt. “Selalu seseorang meminta-minta sehingga nanti ia berhadapan dengan Allah dan tiada sepotong daging pun di mukanya.”(HR Bukhari, Muslim)

Soal sedekah untuk orang lain, Nabi paling sering mengingatkan para sahabat. Nggak lain, itu adalah amal yang bisa nolong mereka dari panasnya api neraka. “Jagalah dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan bersedekah separuh biji kurma,” (HR Bukhari, Muslim)

Atau beliau juga mewajibkan orang-orang yang kaya untuk menginfakkan hartanya guna keperluan jihad fi sabilillah.  Pernah lho, Abdurrahman bin Auf berinfak untuk keperluan jihad sebanyak 1500 ekor unta dan 500 ekor kuda. Hmm, banyak banget, bo! Subhanallah.

Gimana, guys? Oke aja jadi remaja the have, mampu en tajir. Yang penting mah jangan sombong bin belagu. Selain itu pupuklah sikap mandiri dan rajin bersedekah untuk orang lain. Karena di dunia ini, nggak semua orang seberuntung dirimu.

sumber : Muslim GAUL TAPI Syar'i pada 02 Oktober 2010 jam 18:08

StumpleUpon DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google Twitter FaceBook

0 komentar:

Posting Komentar

Emoticons for Comment and Chat Zone

http://www.smileycodes.info :a http://www.smileycodes.info :b http://www.smileycodes.info :c http://www.smileycodes.info :d http://www.smileycodes.info :e http://www.smileycodes.info :f http://www.smileycodes.info :g http://www.smileycodes.info :h http://www.smileycodes.info :i http://www.smileycodes.info :j
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger